BAB 1. Menginstalasi Sistem Operasi Jaringan
Kompetensi Dasar :
3.1 Menerapkan sistem operasi jaringan.
4.1 Menginstalasi sistem operasi jaringan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik mampu :
1. memilih dan memahami konsep dan fungsi sistem operasi jaringan;
2. menginstalasi sistem operasi jaringan pada Debian 8.0;
3. mengonfigurasi sistem operasi jaringan; serta
4. menguji dan mengaplikasikan sistem operasi jaringan.
Sistem operasi merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer. Sistem operasi secara umum didefinisikan sebagai suatu pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem komputer dan menyediakan sekumpulan layanan ke pemakai sehingga memudahkan penggunaan dan pemanfaatan sumber daya sistem komputer. Sistem operasi jaringan atau sistem operasi komputer yang dipakai sebagai server dalam jaringan komputer hampir mirip dengan sistem operasi komputer stand alone. Perbedaanya hanya pada sistem operasi jaringan dengan salah satu komputer harus bertindak sebagai server bagi komputer lainnya. Sistem operasi dalam jaringan selain berfungsi mengelola sumber daya dirinya, juga untuk mengelola sumber daya komputer lain yang tergabung dalam jaringan.
A. Instalasi Sistem Operasi Jaringan
Instalasi merupakan hal yang dilakukan paling awal sebelum membangun server. Instalasi mencakup dua hal, instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai server yang akan melayani komunikasi antarjaringan, sebuah server minimal harus memiliki dua kartu jaringan. Satu untuk jaringan internal dan lainnya untuk jaringan eksternal.
Persyaratan lainnya dalam instalasi server mengikuti syarat umum instalasi sistem operasi, seperti
1. jumlah RAM yang diperlukan;
2. besar ruang hard disk yang akan digunakan;
3. tipe dan kecepatan prosesor; dan
4. resolusi video/layar (diperlukan untuk sistem operasi GUI).
Informasi ini biasanya telah disediakan oleh perusahaan penyedia sistem operasi yang bersangkutan. Misalnya, untuk sistem operasi Debian Wheezy dengan desktop memerlukan syarat perangkat komputer antara lain
1. prosesor minimal Pentium IV 1 GHz;
2. RAM minimal 128 MB (disarankan 512 MB); dan
3. hard disk minimal 5 GB.
B. Metode Instalasi Sistem Operasi
Sistem operasi diinstal ke dalam bagian tertentu dari hard disk. Lokasi tertentu ini biasa dikenal dengan istilah partisi disk. Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan untuk menginstal sistem operasi. Penentuan metode ini berdasarkan pada kondisi hardware, persyaratan sistem operasinya, dan kebutuhan user. Berikut ini empat pilihan jenis instalasi sistem operasi.
1. Instalasi Baru
Opsi ini dapat digunakan apabila jaringan yang akan dibangun termasuk jaringan baru atau adanya penambahan perangkat server baru yang tidak mendukung sistem operasi jaringan yang ada saat ini. Jika memilih opsi ini, semua data pada partisi terpilih akan dihapus. Apabila ada aplikasi yang sudah terinstal sebelumnya pada sistem operasi lama perlu diinstal kembali.
2. Upgrade
Opsi ini banyak digunakan pada sistem-sistem jaringan yang sudah berjalan. Opsi ini biasanya dilakukan karena adanya perbaikan fitur yang ada pada sistem operasi yang digunakan, termasuk juga karena fitur baru yang memang diperlukan. Dengan memilih opsi ini, aplikasi yang sudah terinstal sebelumnya kemungkinan akan tetap dapat digunakan setelah upgrade. Opsi upgrade hanya akan mengganti file-file sistem operasi sebelumnya dengan yang baru.
3. Multi-Boot
Apabila disyaratkan untuk ada lebih dari satu sistem operasi dalam satu komputer, opsi ini dapat dipilih untuk memungkinkan penggunaan lebih dari satu sistem operasi. Setiap sistem operasi akan ditempatkan pada partisinya masing-masing. Oleh karena itu, perlu ada persiapan partisi sebelum melakukan instalasi multi-boot ini.
a. / adalah partisi utama (root) pada sistem operasi Linux. Peranannya mirip seperti drive C pada Windows XP. Pada setiap instalasi Linux, partisi harus selalu dibuat. Sistem file yang biasa digunakan untuk memformat partisi berupa ext4. Minimal besarnya partisi 5 GB. Dalam hal ini disarankan minimal 8 GB agar lebih leluasa menginstal program lainnya.
b. /home adalah partisi untuk user. Partisi ini dapat berisi data user. Data dapat berupa dokumen, gambar, audio, video, dan konfigurasi aplikasi user. Partisi ini serupa dengan folder documents and settings atau users pada Windows. Partisi dapat dijadikan satu dengan partisi root (/) atau pada partisi sendiri. Sistem file pada partisi juga biasanya menggunakan ext 4. Besarnya partisi dapat ditentukan berdasarkan banyaknya data yang kemungkinan akan dihasilkan.
c. /boot merupakan partisi yang berisi aplikasi booting (menjalankan) sistem operasi. Partisi ini tidak harus dibuat. Jika dibuat akan berguna nantinya pada saat instalasi multi-boot sistem operasi. Sistem filenya juga secara umum dapat menggunakan ext4.
d. Swap adalah partisi RAM pada sistem Linux. Partisi ini dapat digunakan sebagai RAM tambahan (memori virtual). Partisi ini berguna pada saat sistem kehabisan RAM (fisik). Semakin banyak jumlah aplikasi yang dijalankan semakin besar jumlah RAM yang digunakan. Pada saat sistem kehabisan RAM, Linux dapat menggunakan partisi swap sebagai RAM tambahan. Dalam Linux terdapat istilah swapping yang digunakan untuk menunjukkan proses pemindahan page dari memori RAM ke swap. Page adalah blok-blok pada memori. Ukuran dari partisi ini minimal sama dengan besarnya RAM yang ada. Namun disarankan agar besarnya swap dua kali RAM.
e. http://distrowatch.com/, pada situs ini akan ditampilkan data statistik setiap distro linux yang ada diurutkan mulai dari yang terbanyak hingga saat tulisan ini dibuat tiga distro teratas pada minggu ini, meliputi Linux Mint, Ubuntu, dan Debian. Selain itu, terdapat halaman http://w3techs.com/technologies/details/ os-linux/all/all yang juga menampilkan statistik penggunaan Linux.
0 komentar:
Posting Komentar