Materi Administrasi Sistem Jaringan

Instalasi merupakan hal yang dilakukan paling awal sebelum membangun server. Instalasi mencakup dua hal, instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai server yang akan melayani komunikasi antarjaringan, sebuah server minimal harus memiliki dua kartu jaringan. Satu untuk jaringan internal dan lainnya untuk jaringan eksternal.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN

Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah

Sistem Operasi Jaringan

Sistem operasi merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer. Sistem operasi secara umum didefinisikan sebagai suatu pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem komputer dan menyediakan sekumpulan layanan ke pemakai sehingga memudahkan penggunaan dan pemanfaatan sumber daya sistem komputer.

Perencanaan Produksi Massal

Istilah produksi massal, dapat diartikan proses akhir pengembangan sebuah produk. Produksi massal merupakan produk-produk yang sudah dijual dipasaran, serta lulus uji kualitas dan kualifikasi dengan indeks penilaian yang ditetapkan, baik produsen itu sendiri atau lembaga pemerintah yang telah ditetapkan

Pengujian Produk Perangkat Keras

Pengujian produk merupakan bagian dari aspek pengembangan produk. pengujian produk juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kelayakan produk dimata konsumen.

Minggu, 25 September 2022

BAB 5. Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

MATERI PENGUJIAN DAN EVALUASI PRODUK/JASA I PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAAN KELAS XII SEMESTER 1

KOMPETENSI DASAR (PENGETAHUAN)

3.14 Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

3.15 Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan

KOMPETENSI DASAR (KETERAMPILAN

4.14 Melakukan pengujian produk barang/jasa

4.15 Melakukan pemeriksaan produk sesuai dengan kriteria kelayakan produk / standar operasional

TUJUAN PEMBELAJARAN 

  1. Memahamihakikatpengujian produk 
  2. Mengetahuipihak-pihak yang berwenangdalam pengujian produk  
  3. Memahamistandarisasi dan sertifikasiproduk
  4. Memahami proses evaluasiprodukmelaui pengedalian mutu

 

MATERI PENGUJIAN DAN EVALUASI PRODUK/JASA

  1. PENGUJIAN PRODUK
  2. Hakikat Pengujian Produk

Pengujian produk merupakan kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran,sebelum sebuah produk dipasarkan perlu dilakukan pengujian produk terlebih dahulu.Pengujian produk dilakukan degan pengukuran terhadap sifat dan kinerja produk tersebut sesuai standar tertentu.

Proses pengukuran sifat atau kinerja suatu produk inilah yang disebut dengan pengujian produk.Jadi pengujian produk adalah segala proses yang dilakukan oleh seorang peneliti,baik melalui pengukuran kinerja, keamanan, kualitas dan kesesuaian produk terhadap standar yang telah ditetapkan.

Bagi produsen,hasil pengujian produk berguna dalam pengarsipan dan untuk mendapatkan hak paten atas produknya.Selain itu,pengujian produk dapat digunakan sebagai persyaratan dalam peluncuran produk baru.Data hasil pengujian produk dapat digunakan sebagi rujukan ang tepat agar mendapatkan lisensi untuk proses produksi dan penjualan.

 

  1. Tujuan Pengujian Produk

Pengujian produk dilakukan untuk memenuhi berbagai tujuan,antara lain :

  1. Memastikan  produk  tersebut  telah  memenuhi  persyaratan  spesifikasi, regulasi dan kontrak sesuatu produk;
  2. Memastikan produk sudah berjalan sesuai dengan standarna melalui pembuktian demonstrasi produk;
  3. Menyediakan   data   standar   bagi   kepentingan   ilmiah,   teknik   dan   kegiatan penjaminan mutu;
  4. Menetapkan kesesuaian produk dengan penggunaan akhir;
  5. Sebagai  dasar untuk komunikasi teknis suatu produk 
  6. Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain
  7. Sebagai  bukti  dalam  proses  hukum  seperti  pertanggungjawaban  produk,  hak paten,klaim produk dan lain sebagainya;
  8. Membantu memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk;
  9. Membantu mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi

 

  1. Kegunaan Pengujian Produk

Besarnya  nilai  pengujian  produk  bagi  perusahaan  ditunjukkan  oleh  banyaknya kegunaan pengujian produk. Adapun kegunaan dari pengujian produk adalah :

  1. Meningkatkan kinerja produk dan kepuasan pelanggan;
  2. Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing ;
  3. Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan;
  4. Memberikan pedoman yang  tepat  terkait  masalah  harga,nama  merk, kualitas kemasan produk;
  5. Dapat memantau kualitas produk dari berbagai pabrik dari tahun ke tahun dan jalur distribusinya;
  6. Memberikan  gambaran daya terima konsumen terhadap produk tersebut.

 

  1. Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk

Bahwa pengujian produk terkait erat dengan aspek keamanan dan kenyamanan konsumen dalam pemakaian produk.Aspek keamanan produk sendiri tidak hanya melibatkan kepentingan  konsumen  itu  sendiri  tapi  juga  melibatkan  pemerintah yang melindungi konsumen.Adapun pihak yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut :

1. Pemerintah 

Peran  pemerintah  disini yaitu dengan  mengeluarkan  undang  – undang  yang mewajibkan produsen menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk. Pemerintah terus mengadakan peningkatan mutu produk   dengan menerbitkan  suatu  rangkaian  standar  secara  nasional  yaitu  SNI  (Standar Nasional Indonesia.

2. Perusahaan

Peran perusahaan dalam pengujian produk yaitu menyediakan produk dan layanan sesuai dengan industry.Produseen dapat menerapkan beberapa standarisasi, baik yang bersifat fakultatif ( standar yang dibuat oleh perusahaan sendiri ) ataupun standar wajib ( standar produk yang ditentukan melalui peraturan pemerintah )

3. Organisasi Konsumen

Peran  oranisasi  konsumen  yaitu  sebagai  perakilan  kepentingan  konsumen kepada produsen dan pemerintah. Ketika pemerintah dan produsen tidak menetapkan standar kualitas suatu produk,maka organisasi konsumen beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi konsumen.

  1. Persyaratan Pengujian Produk

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut:

Pendekatan Sistem

Metode dan prosedur pengujian produk harus memiliki system yang standar sehingga setiap produk yang sejenis diuji dengan menggunakan cara yang sama.Termasuk dalam hal – hal sebagai berikut:

  1. Produk yang disiapkan harus sama,baik kemasan dan pengkodean
  2. Kuesioner yang diajukan harus sama
  3. Rencana sampling yang sama
  4. Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama

Data Normatif

Pengujian  produk  dilakukan  secara  berkelanjutan dari  waktu  ke waktu.Tujuannya untuk membangun data base normative sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai.

Perusahaan Penelitian yang Sama

Ada baiknya produsen menggunakan satu perusahaan riset untuk melakukan smua pengujian produknya.Hal ini merupakan satu-satunya cara untuk memastikan semua uji produk dilakukan dengan cara yang persis sama.

Uji Lingkungan Nyata

Adalah pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkungan tempat nantinya produk tersebut akan digunakan.Jika produk tersebut digunakan di kantor maka produk   tersebut harus diuji oleh orang- orang yang bekerja di kantor.

Populasi Sampel yang Relevan

Sampel  merupakan  variable penting dalam pengujian produk.Apabila produk baru atau produk   yang memiliki pangsa pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan merk dari pasar tersebut.

Variabel Kritis

Kegunaan dan kualitas produk harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari produsen. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen? dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk? Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar dapat merancang system pengujian produk yang akurat .

Tindakan Konservatif

Rumusan produk mapan sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi  terhadap  formulasi baru. Bila  produsen  telah  yakin  memiliki  produk yang lebih baik, usahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode tertentu.Hal ini bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk berulang. Selanjutnya, distribusikan produk ke semua pangsa pasar. Semakin  kecil  pangsa  pasar, akan  semakin  besar pula  resiko yang  bisa diambil dengan formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa pasar semakin bisa mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.

 

  1. STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK
  1. Pengertian Standarisasi Dan Sertifikasi Produk

Istilah dari standarisasi berasal dari kata standar yang memiliki arti satuan ukuran dan dapat digunakan sebagai dasar pembanding kualitas, kuantitas, nilai, dan hasil karya yang nyata. Dalam arti yang luas, standar menunjukkan spesifikasi dari suatu produk, bahan, maupun proses. Standarisasi diimplementasikan pada saat sebuah perusahaan menghasilkan dan mengeluarkan sebuah produk ke pasaran. (sumber : https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi).

Sebagai contoh,apabila  produsen  akan  memproduksi  kran  air  sebaiknya  ukuran  kran  yang disuat mengikuti standar dari ukuran pipa air yang ada. Produsen bisa membuat kran dengan ukuran ¼ inci atau ½ inci sesuai dengan ukuran pipa air yang sering digunakan konsumen.

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 PP NO. 102/2000 tentang Standar Nasional,Standarisasi   adalah   proses merumuskan, menetapkan, menerapkan   dan merevisi standar yang dilakukan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak. Dengan kata  lain, standarisasi  dapat  diartikan  sebagai  penetapan  norma  dan  aturan  mutu produk yang ditetapkan bersama dengan tujuan menghasilkan produk dengan mutu yang dapat dideskripsikan dan diukur dengan perolehan mutu yang seragam.

Sedangkan pengertian sertifikasi menurut Pasal 1 angka 11 PP Standar Nasional adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan jasa.Lebih lanjut,Pasal 1 angka 12 menyebutkan bahwa pengertian sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga /laboratorium yang telah terakreditasi untuk menyatakan bahwa barang,jasa,proses,system atau personal telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. 

  1. Badan Pengatur Standarisasi Produk Nasional

Untuk menetapkan standar pengujian produk tentu harus ada pakem yang bias diuji secara secara universal dan harus membawa manfaat secara teknologi, ekonomi, dan social.

Pada dasarnya standarisasi harus memuat dua hal yaitu standar teknik dan standar manajemen.Standar teknik adalah serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan meliputi bahan, produk dan layanan. Jika bahan,produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dinilai tidak memenuhi spesifiksi standar. Sedangkan standarisasi manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, system manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta keuangan.

Standarisasi nasional merupakan salah satu instrument regulasi teknis yang dapat melindungi  kepentingan  konsumen nasional  dan  produsen  produk  dalam negeri.Melalui regulasi teknis yang berbasiskan standarisasi dapat mencegah beredarnya barang - barang yang tidak bermutu dan berbahaya di pasar domestik serta mencegah masuknya barang impor yang bermutu rendah.

Untuk mencegah hal tersebut menjadi tanggung jawab Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk membina, mengembangkan serta mengkoordiasi kegiatan di bidang standarisasi secara nasional.

BSN  berkedudukan  di  bawah    dan  bertanggung  jawab  kepada  Presiden  melalui menteri  yang  mengkoordinasikan.  BSN  sebagai  lembaga  pemerintah  bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengembangkan standar di Indonesia mengacu pada yang ditetapkan  oleh  badan  dunia  seperti  ISO, CODEX  Alimentarius,  dan  standar regional serta standar nasional lainnya.

Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standarisasi Nasional;
  2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;
  3. Fasilitas   dan   pembinaan   terhadap   kegiatan   instansi   pemerintah   di   bidang standarisasi Nasional;
  4. Penyelenggaraan pembinaan kerja sama dalam negeri dan internasional di bidang standarisasi;
  5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasiumum di bidang perencanaan umum ketatausahaan,organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Sedangkan kewenangan BSN sebagai lembaga penentu standarisasi produk nasional sebagai berikut:

  1. Penyusun rencana nasional secara makro di bidangnya;
  2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
  3. Penetapan system informasi di bidangnya;
  4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
  • Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang standarisasi nasional;
  • Perumusan dan penetapan kebijakan system akreditasi lembaga sertifikasi,lembaga inspeksi dan laboratorium;
  • Penetapan SNI;
  • Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangnya;
  • Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.

 

  1.  EVALUASI DAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK
  2. Pengertian Evaluasi Produk

Sebuah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi tentu harus melakukan evaluasi terhadap produknya sebelum diluncurkan ke pasaran.Untuk menghasilkan barang yang bermutu, perusahaan harus menentukan standar kualitas secara jelas.Pentingnya melakukan evaluasi produk agar perusahaan bisa memantau setiap kerusakan produk   kemudian   dicari   penyebabnya   dan   segera   dilakukan perbaikan.

Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

Adapun factor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock (1994),antara lain meliputi aspek sebagai berikut :

  • Reputasi  produk  serta  tanggung  jawab  perusahaan  terhadapnya.Dalam  hal  ini konsumen melihat kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.
  • Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap  yang  merupakan  fasilitas  tambahan  yang  menambah  fungsi  dasar berkaitan dengan pilihan pengembangan.
  • Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan.Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.
  • Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
  • Daya tahan (durability) berakaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan.Biasanya  karakteristik  ini  berhubungan  dengan  ukuran  masa  pakai suatu produk.
  • Kemampuan pelayanan (serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi,kenyamanan,mudah direspirasi serta penanggulangan keluahan yang memuaskan.
  • Estetika (estebility) merupakan karakteristik yang bersifat   subjektif  sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan pribadi.
  • Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif,berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk tersebut seperti meningkatkan harga diri,biasanya merupakan karakteristik yang berhubungan dengan reputasi.

 Penentuan Kualitas Produk dan Pengendalian Mutu Produk

Adapun standar dari kualitas suatu produk ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Kualitas produk pesaing

Minimal perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pesaingbahkan sedapat mungkin lebih baik dari produk pesaing.

Manfaat akhir dari produk

Apakah  produk  tersebut  sebagai produk  akhir atau produk  perantara untuk diproduksi lebih lanjut

Keseimbangan antara harga dan kualitas

Perusahaan harus menyesuaikan harga jual dengan kualitas produk.Konsumen tidak akan segan membeli dengan harga tinggi,bila kualitas dari produk yang dibelinya memang terjamin atau berkualitas super.

Pengendalian mutu terhadap produk tentu sangat diperlukan.Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi.ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai “Bagian  dari manajemen kualitas yang  berfokus  pada pemenuhan  standar  kualitas suatu produk”.

 3.   Pendekatan Pengendalian Kualitas Produk

Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan- penyimpangan,baik bahan,tenaga,waktu maupun kualitas barang jadi serta untuk memperbaiki  kesalahan  –  kesalahan  yang  pernah  terjadi  sebelumnya,pada  saat maupun setelah proses produksi.Pengedalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Masukan

Kualitas suatu produk akhir sangat ditentukan oleh kualitas masukan ( input) produksi,baik bahan baku atau pendukung,tenaga kerja,maupun peralatan produksi yang digunakan.Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat,tenaga kerja yang  digunakan  diseleksi  secara  ketat  serta  fasilitas  atau  perlengkapan produksi dipilih secara cermat.

2. Pendekatan Proses

Pendekatan ini dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan.Sebelum melakukan proses produksi setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi yang harus mereka   pahami   dengan   baik sehingga   mereka   bekerja   sesuai pedoman. Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan dan setiap kerusakan peralatan produksi segera diperbaiki.

3. Pendekatan Keluaran

Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang telah ditetapkan,yaitu dengan melihat dan memeriksa sampel produk.Di samping itu pengendalian dengan pendekatan ini juga dilakukan  terhadap fasilitas penyimpangan produk  akhir,setiap produk akhir ( keluara ) akan diperiksa untuk melihat kesesuiaannya dengan standar yang telah ditetapakan sebelumnya yaitu yang disebut dengan sampel produk.

 4.   Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas bagi perusahaan memiliki manfaat sebagai berikut :

  • Tercapainya   efesiensi,dikarenakan   tidak   ada   pemborosan   bahan   baku   atau pendukung,waktu dan tenaga kerja.
  • Menekan biaya,sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah.
  • Meningkatkan penjualan,disamping karena harga jual relative rendah juga kerena kualitas barang yang terjamin.
  • Manfaat  bagi  konsumen  adalah  konsumen  merasa  puas  karena  memperoleh barang/produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

 5.   Langkah Melakukan Evaluasi Kualitas Produk

Berikut  ini  beberapa  langkah  yang  bisa  diambil  perusahaan  dalam  melakukan evaluasi produk,antara lain :

  • Evaluasi  pada  kualitas produk,yaitu dengan  melakukan  pengendalian  mutu  atau quality  control, mencari cacat produk dan  segera  melakukan perbaikan. Pengendalian kualitas produk dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi kerusakan produk, mencari penyebab kerusakan dan usaha untuk melakukan perbaikan. Perusahaan perlu menentukan standar kerusakan produk maksimal dua persen.
  • Evaluasi terhadap persepsi karyawan.Mengevaluasi persepsi karyawwan dan para manajer terhadap kualitas juga mengevaluasi tingkat komitmen para karyawan dan manajer terhadap kualitas.
  • Evaluasi tingkat kerusakan produk.Evaluasi ini dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya kerusakan,seperti kualitas bahan yng digunakan tidak sesaui dengan standar,keteledoran karyawan yang disebabkan kurangnya pengawasan atau mesin yang sudah tidak layak pakai.

Setelah  diperoleh  hasil  dari  analisis  tersebut  dapat  digunakan  sebagai  evaluasi terhadap strategi bisnis perusahaan yang telah mecanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan,termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang.

 

ASESMEN PILIHAN GANDA

Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Pengujian produk sering disebut dengan istilah ….

  1. Pengujian produsen
  2. Pengendalian mutu
  3. Pengendalian kualitas produk
  4. Pengujian kualitas
  5. Pengujian komperatif

2. Keunggulan produk dibanding para pesaingnya,akan memiliki keuntungan dalam beberapa hal berikut ini, kecuali…..

  1. Membantu memperkuat pangsa merk
  2. Memperbesar dampak positif dari semua aktivitas pemasaran
  3. Efisiensi proses produksi
  4. Memungkinkan pembelian berlanjut dari konsumen
  5. Memuaskan pelanggan dan meminimalkan pengembalian produk

3. Berikut yang bukan merupakan kegunaan dari pengujian produk, adalah….

  1. Meningkatkan kinerja produk
  2. Mengukur efek penuan kualitas produk dalam penyimpanan
  3. Memantau kualitas produk dari tahun ke tahun
  4. Mendapat pasar konsumen
  5. Memberikan gambaran daya terima konsumen terhadap produk

4. Aspek keamanan produk sendiri tidak hanya melibatkan kepentingan konsumen tapi juga adanya peran pemerintah dalam pengujian produk, yaitu…..

  1. Menetapkan peraturan perundang-undangan
  2. Menetapkan standar produk sebelum proses produksi
  3. Ikut mengevaluasi perencanaan produksi sehingga sesuai standar
  4. Melibatkan penguji luar negeri dalam meningkatkan mutu produk dalam negeri
  5. Menerapkan standarisasi yang bersifat fakultatif

5. Pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang yang nantinya produk tersebut akan digunakan disebut dengan…..

  1. Uji kegunaan nyata
  2. Uji pasar
  3. Uji lingkungan nyata
  4. Uji konsumen
  5. Uji perbandingan

6. Persyaratan pengujian produk dengan menggunakan pendekatan system, hal hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut, kecuali…..

  1. Kuesioner yang diajukan harus sama
  2. Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama
  3. Rencana sampel produk secara tidak sama
  4. Produk yang disiapkan harus sama
  5. Sampling yang sama

7. Berikut yang bukan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi produk akurat dapat diterapkan,…

  1. Pendekatan sistem
  2. Data normatif
  3. Perusahaan peneliti yang sama
  4. Uji pengendalian mutu
  5. Tindakan konservatif

8. Badan Standarisasi Nasional (BSN) dibentuk melalui .….

  1. PP No. 102 tahun 2000
  2. Kepres no 13 tahun 1997
  3. Kepres no 102 tahun 2000
  4. Kepres no 166 tahun 1997
  5. Kepres no 103 tahun 2000

9. Serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan meliputi bahan, produk dan layanan adalah…..

  1. Standar Nasional
  2. Standar teknik
  3. Standar produk
  4. Standar manajemen
  5. Standarisasi konsumen

10. Pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang akreditasi dilakukan oleh…..

  1. Dewan Standarisasi Nasional
  2. Lembaga Akreditasi Nasional ( LAN )
  3. Komite Standar Nasional
  4. Lembaga sertifikasi Produk
  5. Komite Akreditasi Nasional ( KAN )

11. Kegiatan sertifikasi produk sebagai syarat pemberian sertifikasi SNI dilakukan oleh…..

  1. Dewan Standarisasi Nasional
  2. Lembaga Akreditasi Nasional ( LAN )
  3. Komite Standar Nasional
  4. Lembaga sertifikasi Produk
  5. Komite Akreditasi Nasional ( KAN )

12. Biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk membiayai pengurusan sertifikasi produk akan muncul setelah melakukan…..

  1. Pengisian formulir SPPT SNI
  2. Verifikasi Permohonan
  3. Audit system manajemen mutu
  4. Pemberian SPPT SNI
  5. Keputuasan SNI

13. Pengendalian kualitas produk melalui pendekatan keluaran dilakukan dengan melihat…..

  1. Sampel produk
  2. Material produk
  3. Cara kerja dari setiap karyawan
  4. Efisiensi mesin
  5. Efektifitas tenaga kerja

14. Pengendalian kualitas produksi diperlukan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana…..

  1. Manajemen
  2. Konsumen
  3. Pasar
  4. Produksi
  5. BSN ( Badan Standarisasi Nasional )

15. Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan adalah pengertian dari…..

  1. Stadarisasi produk
  2. Evaluasi produk
  3. Evaluasi
  4. Pengendalian mutu
  5. Pengujian produk

16. Penetapan standar dari kualitas suatu produk ditetapkan oleh produsen dengan mempertimbangkan…..

  1. Kualitas dari produk pesaing
  2. Keseimbangan antara keuntungan dan penjualan
  3. Efisiensi produksi
  4. Segmen pasar dari produk pesaing
  5. Kegunaan dari produk

17. Berikut yang bukan menunjukkan manfaat pengedalian kualitas produk bagi perusahaan…..

  1. Tercapainya efisiensi
  2. Menekan biaya
  3. Meningkatkan laba
  4. Meningkatkan penjualan
  5. Memperoleh barang berkualitas dengan harga bersaing

18. Proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi adalah…..

  1. Evaluasi produk
  2. Pengendalian mutu
  3. Kualitas produk
  4. Efisiensi mutu
  5. Pengawasan

19. Faktor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock (1994), antara lain meliputi aspek sebagai berikut, kecuali…

  1. Reputasi produk
  2. Kualitas produk
  3. Keistimewaan tambahan
  4. Kehandalan
  5. Daya tahan

20. Berikut kewenangan BSN sebagai lembaga penentu standarisasi produk nasional sebagai berikut…..

  1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasioal
  2. Mengembangkan dan mengelola system penilaian
  3. Penetapan SNI
  4. Penyelengaraan kegiatan kerja sama dalam dan luar negeri
  5. Sebagai koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN

ESSAI

  1. Apakah yang dimaksud dengan standarisasi menurut Pasal 1 angka 2 No 102 tahun 2000 tentang standisasi Nasional ?
  2. Jelaskan perbedaan antara Standar teknik dengan Standar manajemen ?
  3. Apa fungsi dan kewenangan BSN/ Badan standisasi Nasional sebagai badan yangmemberikan pebmina,pengembangkan serta pengkoordiasi kegiatan di bidang standarisasi secara nasional ?
  4. Menurut pendapat anda ,apakah kualitas barang hanya ditujukan untuk memberikan kepuasan konsumen? Mengapa!
  5. Terangkan scara singkat pendekatan pengendalian kualitas produk?

 

Kerjakan assesmen PG dan Esai di atas di Buku tulis masing-masing kemudian di Kumpulkan ke Meja Bu Sri Rahayu di Ruang Guru

BAB 4. Menerapkan Metode Perakitan Barang atau Jasa



Pengertian Metode Perakitan Produk Barang atau Jasa

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.


Adapun prinsip perakitan produk, sebagai berikut :

a. Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional, sehingga setiap bagian/komponen dapat dipasang secara berurutan sampai de􀀤gan proses akhir.

b. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman, sehingga pekerja dapat dengan mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan di atas konveyor.

Dalam metode perakitan banyak sekali penghematan waktu yang diperoleh. Pekerja dapat memasang komponen secara terus-menerus tanpa harus menunggu proses akhir. 

Setiap pekerja mempunyai tanggung jawab memasang komponen sesuai urutannya dan dapat melanjutkan pekerjaan produk lainnya tanpa menunggu produk akhir tersebut selesai.

Walaupun terlihat mudah dan sederhana, metode perakitan tetap saja membawa kerugian terutama bagi para pekerja. Pekerja akan merasa terasingkan dan jenuh karena harus melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hari. 

Dalam sehari, pekerja dapat melakukan kegiatan yang sama sebanyak ratusan kali untuk memasang komponen yang ada pada bagian yang sama. Permasalahan lain yang timbul adalah sempitnya ruang gerak pekerja karena tata letak yang buruk tanpa memerhatikan faktor ergonomi.


2. Jenis-jenis perakitan

Dalam proses perakitan terdapat beberapa jenis perakitan yang dapat digunakan terutama di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. 

Dalam hal ini biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan jenis perakitan yang dilakukan.

Secara umum terdapat dua jenis perakitan dalam sebuah produksi. Berikut akan dijelaskan dua macam jenis perakitan yang sudah sering digunakan.

a. Perakitan manual

Perakitan manual adalah perakitan yang sebagian prosesnya dilakukan atau dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa adanya alat bantu yang spesifik atau khusus.

b. Perakitan otomatis

Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan menggunakan sistem otomatis, seperti automasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih spesifik atau khusus.

Untuk menggunakan jenis perakitan ini, dapat dibedakan lagi menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan. 

Adapun jenis perakitan berdasarkan jenis produk yang dilakukan perakitan, sebagai berikut:

1) Produk tunggal

Jenis perakitan produk tunggal, yaitu jenis produk perakitan di mana perakitan produk hanya satu janis saja.

2) Produk seri

Jenis perakitan produk seri, yaitu jenis produk perakitan yang dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.


3. Faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan perakitan

Kegiatan perakitan dalam proses produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan perakitan.

a. Jenis bahan yang akan mengalami perakitan

Pada setiap jenis bahan terdapat sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan perakitan pada jenis bahan terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifatnya. Hal ini dikarenakan, sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap metode pemilihan penyambungan.

b. Kekuatan yang dibutuhkan

Adanya pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan dalam suatu konstruksi, sebaiknya sudah dihitung terlebih dahulu pada saat merencanakan konstruksi produk yang akan diproduksi. Hal ini disesuaikan dengan mempertimbangkan kegunaan konstruksi dan atas dasar ini, maka dapat dipilih metode produksi yang akan dipakai, yaitu metode penyambungan dalam perakitan. 

Dasar dari pertimbangan ini adalah dengan meninjau proses kerja yang mudah dan sesuai dengan kekuatan konstruksi sambungan yang diminta.

c. Pemilihan metode penyambungan

Pemilihan metode penyambungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Karena setiap metode penyambungan mempunyai keistimewaan tersendiri.

d. Penggunaan alat bantu perakitan

Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk konstruksi. Konstruki terdiri dari jumlah komponen yang banyak membutuhkan alat bantu perakitan. Alat bantu ini terutama dibutuhkan untuk memproduksi suatu alat dalam jumlah yang relatif besar.

e. Toleransi

Adanya toleransi yang digunakan dalam perakitan dapat dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi untuk bagian-bagian ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat mampu tukar). 

Patokan dasar yang digunakan dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang lain.

f. Bentuk atau tampilan

Bentuk atau tampilan dari suatu produk sangat memengaruhi terhadap nilai jual produk itu sendiri. Bentuk atau tampilan pada dasarnya diawali dari gambar atau desainnya dengan penggunaan konstruksi di lapangan.

g. Ergonomis

Ergonomis dalam perakitan adalah kesesuaian antara produk dengan kenyamanan pemakai (end user), artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat letih, membahayakan, membosankan, qan sebagainya.

h. Finishing

Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perakitan. Finishing ini juga akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.


4. Metode-metode yang digunakan dalam perakitan

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar. Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut, yaitu metode perakitan yang dapat ditukar-tukar, metode perakitan dengan pemilihan, dan metode perakitan secara individual. Berikut penjelasan metode-metode dalam perakitan. 

a. Metode perakitan yang dapat ditukar-tukar

Dalam metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan antara satu sama lain (interchangeable), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandardisasi, baik menurut ISO (International Organization far Standardization), DIN (Deutsche lndustrie Norm), JIS (Japan Industrial Standard), dan sebagainya.

Keuntungan yang diperoleh bila menggunakan bagian atau komponen yang telah distandardisasi adalah waktu untuk perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Meskipun memiliki kelebihan tetap saja terdapat kekurangan pada komponen yang telah distandardisasi, yaitu harga komponen tersebut yang relatif mahal.

b. Metode perakitan dengan pemilihan 

Pada metode perakitan dengan menggunakan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal serta pengukurannya diukur menurut batasan-batasan ukuran. 

c. Metode perakitan secara individual

Perakitan ini dalam pengerjaannya tidak dapat dipisahkan antara bagian satu dengan bagian yang lain atau pasangan satu dengan pasangan yang lainnya.Hal'ini dikarenakan dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung pada bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen pada bagian tersebut diselesaikan terlebih dahulu, kemudian bagian yang menjadi pasangannya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.


5.  Keseimbangan lini (line balancing)

Keseimbangan lini atau line balancing merupakan penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun­stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lintasan atau lini produksi. Stasiun kerja tersebut tidak memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dan stasiun kerja. 

Fungsi dari line balancing ini adalah membuat suatu lintasan yang seimbang. Sedangkan tujuan pokok dari penyeimbang lintasan adalah meminimumkan waktu menganggur (idle time) pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat.

Keseimbangan lini adalah suatu usaha untuk mengadakan keseimbangan kapasitas antara satu bagian dengan bagian lainnya di dalam proses produksi. Hal ini perlu juga adanya pertimbangan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. 

Adapun tujuan utama dalam menyusun line balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap bagian kerja. Apabila tidak dilakukan keseimbangan seperti ini, maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa unit kerja. Di mana unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang.

Dalam keseimbangan lini terdapat prinsip dasar yang harus diperhatikan. Selain itu, terdapat juga prosedur dan langkah pemecahan yang harus dipahami. Berikut penjelasan mengenai prinsip dasar keseimbangan lini, prosedur keseimbangan lini, dan hal-hal yang berkaitan dengan keseimbangan lini. 

a. Prinsip dasar keseimbangan lini (line balancing)

Perencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam perusahaan yang mempunyai tipe produksi massal, terutama dalam pengaturan dan perencanaan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Pengaturan dan perancangan yang tidak tepat akan mengakibatkan stasiun kerja di lintasan perakitan tersebut mempunyai kecepatan produksi yang berbeda-beda. 

Hal ini akan berakibat pada lintasan perakitan yang tidak efisien, terjadinya penumpukan material, atau produk setengah jadi antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.

Perencanaan suatu keseimbangan dalam suatu lintasan perakitan, yaitu suatu usaha yang bertujuan untuk mencapai kapasitas yang optimal, di mana tidak terjadi penghamburan fasilitas. 

Agar dapat tercapai lintasan perakitan yang seimbang, masing-masing stasiun kerja mendapatkan tugas yang sama nilai ukurannya dengan waktu. Dengan demikian, masalah keseimbangan lintasan perakitan yang sebenarnya adalah bagaimana agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja, sehingga akan menghasilkan keluaran produk yang sama pada persatuan waktu.

b. Prosedur keseimbangan lini (line balancing)

Prosedur line balancing bertujuan untuk meminimalkan harga balance day dari lintasan untuk nilai waktu siklus yang telah ditetapkan. Jumlah ini diharapkan mampu meminimalkan jumlah stasiun kerja. 

Prosedur dasar yang dilaksanakan adalah dengan menambahkan elemen-elemen aktivitas pada setiap stasiun kerja sampai jumlahnya mendekati sama, tetapi tidak melebihi harga waktu siklus. 

Dalam hal ini biasanya akan ditemui hambatan-hambatan dari elemen aktivitas yang ditempatkan dalam suatu stasiun kerja. Namun, hal yang terpenting adalah tetap memerhatikan ketentuan hubungan suatu aktivitas untuk mendahului aktivitas lainnya atau dapat digambarkan ke dalam bentuk precedence diagram. Di mana diagram tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-elemen aktivitas.

c. Langkah pemecahan masalah line balancing

Terdapat sejumlah langkah pemecahan masalah line balancing menurut Gaspersz. 

Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya, sebagai berikut.

Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau aktivitas yang sedang dilakukan.

Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas.

Menetapkan procedence constraints, jika adanya kaitan dengan setiap tugas tersebut.

Menentukan output dari assembly line yang dibutuhkan.

Menentukan waktu total yang tersedia untuk memproduksi output.

Menghitung cycle time yang dibutuhkan, seperti waktu di antara penyelesaian produk yang dibutuhkan untuk menyelesaikan output yang diinginkan dalam batas toleransi dari waktu (batas waktu yang sudah diizinkan).

Memberikan tugas-tugas kepada pekerja atau mesin.

Menetapkan jumlah minimum banyaknya stasiun kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diinginkan.

Menilai efektivitas dan efisiensi dari solusi.

Mencari terobosan-terobosan untuk memperbaiki proses terus-menerus (continous process improvement).

d. Hubungan precedence dalam line balancing

Hubungan atau saling keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu diagram yang disebut precedence diagram atau diagram pendahuluan. 

BAB 2. Keberhasilan tahapan produksi massal


KD 3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
KD 4.11 Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi massal

Tujuan Pembelajaran 
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta didik diharapkan dapat: 
1. Memahami indikator keberhasilan tahapan produksi massal 
2. Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi massal


Produksi massal, juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus, adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar, termasuk dan terutama pada lini perakitan. Bersama-sama dengan pekerjaan produksi dan produksi batch, itu adalah salah satu dari tiga metode produksi.

Produksi Massal

Produksi  masal  adalah  nama  yang  diberikan  kepada  sebuah  metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya  yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.

Produksi terdiri  atas  bangunan,  peralatan  (equipment)  dan  perkakas  (tools). Disini  tahap  perencanaan  harus  mencakup  langkah-langkah  kerja  dan  perbaikan langkah-langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan. Pengadaan  (procurement)  dan  instalasi  peralatan  serta  perkakas  pabrik  itu.  Jenis produksi ini mungkin hanya berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur (Ogawa, 1984:2).

Proses Produksi

Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi:

  • Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin serta peralatan.Hal ini disebut juga produksi.
  • Yang kedua yaitu membuat sarana produksi atau sistem produksi itu sendiri . Hal ini disebut persiapan berproduksi.

Proses  persiapan  produksi  terdiri  dari  kegiatan-kegiatan  seperti  perencanaan urutan-urutan proses sebagai berikut:

  1. Penjadwalan waktu
  2. Pemilihan peralatan
  3. Pengerjaan dengan perkakas
  4. Mobilisasi personalia
  5. Pembelian material
  6. Pembagian pekerjaan

Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan .

Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari saut atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan, kegiatan menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu:

  1. Kemampuan menyesuaikan diri
  2. Produktifitas
  3. Kepuasan kerja
  4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.
  5. Kriteria Keberhasilan

Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.

Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:

  1. Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru
  2. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
  3. Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan organisasi
  4. Fokus pada pelaksanaan
  5. Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:

  1. Peluang pasar yang baik.
  2. Keunggulan persaingan.
  3. Kualitas barang/jasa.
  4. Inovasi yang berproses.
  5. Dasar budaya perusahaan.
  6. Menghargai pelanggan dan pegawai.
  7. Manajemen yang berkualitas
  8. Dukungan modal yang kuat.

Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha terdiri dari :

  1. Modal
  2. Pendapatan
  3. Volume Penjualan
  4. Output produksi
  5. Tenaga Kerja

Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :

  1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
  2. Jumlah produksi
  3. Jumlah pelanggan
  4. Perluasan usaha
  5. Perluasan daerah pemsaran
  6. Perbaikan sarana fisik dan
  7. Pendapatan usaha

Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan pendapat Dwi Riyanti  bahwa dimensi keberhasilan usaha yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah pemsaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha.

Setelah mempelajari materi, silahkan kerjakan penugasan berikut !

PENUGASAN 2


Site Search